Archaubacteria dan Eubacteria
Lampiran
I
Materi Pembelajaran
Archaebacteria dan Eubacteria
A.
Pendahuluan
Menurut R.H. Whittaker, organisme dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu
Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Klasifikasi terus berkembang,
para ilmuan telah menemukan bahwa terdapat dua organisme yang berbeda dengan
prokariot Archaebacteria dan Eubacteria. Seiring dengan perkembangan analisis
molekuler, Carl Woese dari
University of llionis mengelompokkan organisme menjadi enam kingdom, yaitu
Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia yang tergolong Eukariota, serta
Archaebacteria dan Eubacteria yang tergolong prokariota.
Berikut sejarah pengelompokkan kingdom menurut para
ahli.
a.
Sistem dua kingdom
Dikemukakan
oleh Aristoteles. Sistem klasifikasi
ini membagi organisme di bumi menjadi dua kingdom, yaitu Plantae dan Animalia.
b.
Sistem tiga
kingdom
Dikemukakan
oleh Ernst Haeckel. Sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi tiga kingdom, yaitu Protista, Plantae dan Animalia.
c.
Sistem empat
kingdom
Dikemukakan
oleh Herbert Copeland. Sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi empat kingdom, yaitu Monera, Protista, Plantae dan Animalia.
d.
Sistem lima
kingdom
Dikemukakan
oleh R.H Whittaker. Sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
e.
Sistem enam
kingdom
Dikemukakan
oleh Carl Woese. Sistem klasifikasi
ini membagi organisme di bumi menjadi enam kingdom, yaitu Archaebacteria, Eubacteria,
Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
f.
Sistem delapan
kingdom
Dikemukakan
oleh Thomas Cavalier-Smith. Sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi lima kingdom, yaitu Archaebacteria, Eubacteria, Archezoa, Protozoa, Chromista, Fungi, Plantae dan Animalia.
g.
Sistem tiga domain
Domain
adalah suatu tingkatan taksonomi di atas kingdom.
Dikemukakan
oleh Carl Woese. Makhluk hidup di
bagi menjadi tiga domain yaitu, Archaea, Bacteria, Eukarya (Eukariota).Domain eukariota terdiri atas Archezoa, Euglenozoa, Alveolata,
Stramenopila, Rhodophyta, Plantae,
Fungi dan Animalia.
B.
Archaebacteria
Archaebacteria
adalah kelompok mikroorganisme renik prokariota (yang tidak memiliki membran
inti. Ciri-cirinya yaitu bersel tungal maupun banyak yang hidup pada lingkungan
ekstrim.
Struktur
Archaebacteria yaitu :
1. Tidak
mengandung peptidoglikan
2. Lipid
membrannya ada yg bersifat hidrokarbon bercabang
3. Terdiri
dari beberapa RNA polimirase beberapa jenis
4. Intron
(bagian gen yang bukan untuk pengkodean) terdapat pada beberapa gen
Archaebacteria
berbeda dengan bakteri karena beberapa hal, yaitu :
1. Komposisi
kimia penyusun dinding sel tidak mengandung peptidoglikan
2. Lemak
penyusun membran selnya terdiri dari unit isopren dan ikatan eter
3. Komposisi
RNA-nya serta RNA ribosomnya berupa metionin.
Archaebacteria
biasanya hidup pada habitat ekstrim, seperti sumber air panas dan telaga garam,
berdasarakan metabolismenya dan ekologinya, Archaebactreria dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu metanogen, halofil ekstrim (halofilik), dan termofil
(termoasidofilik).
a.
Pengelompokkan
Archaebacteria
Berdasarkan metabolisme dan ekologinya Archaebacteria terbagi dalam tiga
kelompok yaitu :
1.
Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini dinamakan
metanogen sesuai dengan metabolisme energi khasnya yang membentuk gas metana
(CH4) dengan cara mereduksi karbon diokasida (C02). Methanogen
ini hidupnya bersifat anaerob atau tidak memerlukan oksigen dan heterotrof,
dapat menghasilkan metan (CH4), tempat hidupnya di lumpur, rawa-rawa, saluran
pencernaan anai-anai (rayap), saluran pencernaan sapi, saluran pencernaan
manusia dan lain-lain. Dihabitatnya, metanogen memperoleh makanan dengan
membusukkan sisa tumbuhan yang mati lalu menghasilkan gas metana.
Contoh:
·
Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pectin.
·
Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa.
·
Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
·
Methanococcus janashii, penghasil gas metana.
Perhatikan contoh bakteri metanogen pada Gambar 1.
Gambar 1: Methanococcus
janashii
(sumber: Aguskrisno. 2011)
2.
Halofil ekstrim (Halofilik)
Bakteri halofilik merupakan salah satu kelompok
mikroorganisme yang dapat hidup di lingkungan berkadar garam tinggihingga 30%. Lingkungan berkadar garam tinggi antara lain danau air asin (Great
Salt Lakes, Utah), kolam penguapan di ladang pemanenan garam dari air laut,
tanah ataugurun berkadar garam tinggi, bahkan makanan yang diawetkan
denganpenggaraman, contohnya ikan asin, keju, dan ikan sarden. Kadar garam
dilingkungan bakteri halofilik tersebut berkisar antara 2% hingga 30% sedangkan
pertumbuhan optimalnya di kadar garam 3% hingga 15%. Sebagian besar
mikroorganisme ini bersifat aerobheterotrof dan fotosintetikdengan pigmen yang
dimilikinya berupa Bakteriorodopsin
(menghasilkan warna ungu). Perhatikan contoh bakteri halofil
ekstrim pada Gambar 2.
Gambar
2 : Halobacterium
3.
Termofil
Ekstrem (Termosidofilik)
Termofil
ekstrem disebut juga termoasidofilik karena hidup di tempat bersuhu tinggi dan
bersifat asam. Archaebacteria ini hidup dengan mengoksidasi sulfur. Termofil
ekstrem umumnya hidup di lubang vulkanis, kawah vulkanis, dan mata air
bersulfur. Bakteri termofil ekstrem ini diketahui dapat hidup pada suhu 45 – 800C dan pH 1-2.
Contoh : Bakteri Sulfolobus, yang hidup di mata air
sulfur Yellowstone National Park di Amerika.Perhatikan contoh bakteri
halofil ekstrim pada Gambar 3.
Gambar
3 : Sulfolobus (yang
ditemukan di air panas)
(Sumber : Yasin)
b.
Peranan Archaebacteria
PerananArchaebacteria
bagi kehidupan manusia :
1.
Enzim dari
Achaebacteria di tambahkan ke dalam sabun cuci atau deterjen untuk meningkatkan
kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi.Contoh bakteri:
Bacillus stearothermophilus, Streptococcus bovis dan B.Lactobacillus plantarum.
2.
Beberapa enzim
Archaebacteria juga di gunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati
jagung menjadi dekstrim(sejenis karbohidrat). Contoh bakteri: Aspergillus
niger, A.oryzae, A. niger, Bacillus coagulanes.
3.
Dampak ekologis
yang ditimbulkan dari pencemaran minyak bumi di laut, yaitu: Pencemaran laut
yang berasal dari tumpahan minyak akan merusak ekosistem laut antara lain plankton
(fitoplankton-zooplankton) dan nekton. Pencemaran minyak di
laut sebagai akibat dari tumpahan minyak dapat mempengaruhi tingkat intensitas
fotosintesis.Beberapa jenis archaebacteria di gunakan untuk mengatasi
pencemaran, misalnya tumpahan minyak, seperti Pseudomonas, Achromobacter (Alcaligenes),
Acinetobacter dan Arthrobacter.
C.
Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria
(bakteri sejati) adalah organisme prokariota uniseluler yang umumnya tidak memiliki klorofil yang berukuran renik
(mikroskopis) hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri hidup bebas disekitar kita dan juga di tubuh
kita.
1.
Ciri-ciri Bakteri
a) Mikroorganisme dengan rata-rata
panjang 2 – 3 μm,
lebar 1 – 2 μm, dan diameter 1 mikron.
b) Bersifat uniseluler,
hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni).
c) Bentuk sel
relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan (gula dan
protein).
d) Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir
yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul.
Kapsul ini berfungsi untuk perlindungan. Bakteri berkapsul lebih sering
menimbulkan penyakit dibandingkan bakteri tidak berkapsul.
e) Ada yang memiliki flagel dan ada
juga yang tidak memiliki flagel.
f) Mampu membentuk
endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi lingkungan
yang buruk.
g) Reproduksi terjadi secara aseksual
dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan biner dan seksual meliputi
konjugasi, transformasi, dan transduksi.
h) Struktur tubuh
tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, DNA, mesosom,
ribosom, dan plasmid.
i) Membran sitoplasma meliputi 8-10%
dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipid dan protein. Fungsi utama
membran sitoplasma adalah sebagai alat transpor elektron dan proton yang
dilepaskan pada waktu oksidasi bahan makanan. Membran sitoplasma juga berfungsi
mengatur pengangkutan senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel.
j) Sitoplasma dikelilingi oleh membran
sitoplasma, dan tersusun dari 80% air, asam nukleat, protein, karbohidrat,
lemak, dan ion anorganik, serta kromatofora. Didalam sitoplasma terdapat
ribosom-ribosom kecil, RNA, dan DNA. Selain itu, terdapat pula DNA tertentu yang
diselubungi protein sehingga membentuk genofor sirkuler.
k) Ribosom adalah organel yang tersebar
dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. Ribosom berfungsi pada sintesis protein.
l) Granula penyimpanan, karena bakteri
menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
m) Kapsul atau lapisan lendir adalah
lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal
disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan
lapisan lendir tersusun atas
polisakarida dan air.
Struktur fungsi tambahan pada sel
bakteri meliputi bagaian kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuoala
gas, dan endospora, untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
1.
Flagelum atau bulu cambuk adalah
struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum
berfungsi sebagai alat gerak pada bakteri.
2.
Pilusdan fimbria
adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter
lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram
negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek dari pada
pilus.
3.
Klorosom adalah struktur
yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom
hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
4.
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang
hidup di air dan melakukan fotosintesis. Vakuola gas memungkinkan bakteri
mengapung di air untuk memperoleh cahaya matahari, dengan demikian fotosintesis
dapat terjadi.
5.
Endospora adalah bentuk istirahat
(laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel
bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.Perhatikan struktur bakteri pada Gambar 4.
Gambar 4 : Struktur Tubuh Bakteri
(Sumber :Pustekom Depdiknas, 2007)
2.
Reproduksi Bakteri
Reproduksi pada Bakteri dapat berlangsung dengan 2 cara
yaitu reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual adalah bakteri yang melakukan
pembelahan biner, yaitu pembelahan
langsung tanpa melalui tahapan sepereti mitosis. Pembelahan ini berlangsung
cepat, antara 15 –
20 menitmisalnya pada bakteri E. Coli setiap 20 menit membelah menjadi
2sehingga dalam waktu
satu hari jumlahnya menjadi jutaan.
a)
Secara Aseksual (tak kawin)
Pembelahan
biner adalah pembelahan sel pada bakteri , yaitu setiap sel membelah menjadi
dua. Yang termasuk di dalam reproduksi secara aseksual ini adalah dengan cara
pembelahan, pembentukan tunas/cabang, dan pembentukan filamen.
1. Pembelahan
biner
Pada
umunnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan
biner artinya terjadi pembelahan dari satu sel menjadi dua sel ,dan
membentuk menjadi dua sel lagi demikian seterusnya.Proses pembelahan biner
diawali dengan reprilkasi DNA menjadi dua DNA identik, diikuti pembelahan
sitoplasma dan akhirnya terbentuk
dinding pemisah diantara kedua sel bakteri. Perhatikan skematik pembelahan
biner sel bakteri pada gambar 5.
Gambar
5. Pembelahan Biner pada Bakteri
(Sumber: Wikipedia:2010)
2.
Pembentukkan tunas atau cabang
Bakteri
membentuk tunas yang melepaskan diri dan membentuk bakteri baru. Reproduksi
dengan pembentukan cabang didahului dengan pembentukan tunas yang tumbuh
menjadi cabang dn akhirnya melepaskan diri, dapat dijumpai pada bakteri family Streptomycetaceae.
3.
Pembentukan filmen atau fragmentasi
Pada
pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang sebagai filamen yang
tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filamen, dan
selanjutnya filamen terputus-putus menjadi beberapa bagian, setiap bagian
membentuk bakteri baru. Bisa dilihat dalam keadaan abnormal, minsalnya bakteri Haemophilus influenza.
b)
Secara
Paraseksual
Pada
bakteri tidak dijumpai proses reproduksi secara seksual, tetapi pada bakteri
terjadi pemindahan materigenetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot.Peritiwa ini disebut
dengan proses secara para seksual. Ada
tiga cara reproduksi para seksual pada bakteri yaitu :
1.
Transformasi
Transformasi ialah pemindahan sedikit materi genetic (DNA) atau bahkan hanya satu gen saja dari satu bakteri ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Bakteri yang melakukan transformasi antara lain :Streptococcuspneumonia, Haemophilus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomona
Perhatikan proses
transformasi bakteri pada Gambar 6.
Gambar
6.Transformasi pada Bakteri
(Sumber
:Anonymous, 2014)
2.
Konjugasi
Konjugasi adalah perpindahan secara langsung materi
genetic (DNA) diantara 2 sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang
memberikannya DNA-nya disebut bakteri donor. Bakteri donor memilikitonjolan
yang disebut pili seks, yang berguna
untuk menepel pada bakteri resipien (yang menerima DNA). Kemudian jembatan
sitoplasma sementara akan terbentuk diantara 2 sel bakteri. Melalui jembatan
inilah DNA bakteri donor akan mengalir ke bakteri resipien.Proses konjugasi
hanya dapatditunjukkan pada bakteri Gram negatip, misalnya: Escherichia,Shigella, Salmonella, Pseudomonasaeruginea.Perhatikan
proses konjugasi bakteri pada Gambar 7.
Gambar
7. Konjugasi pada Bakteri
(Sumber: Kusumadarma, 2012)
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi beberapa faktor antaralain: suhu, kelembaban, cahaya matahari, zat kimia,ketersediaan cadangan makanan dan zat sisa metabolisme.
3.
Transduksi
Transduksi ialah pemindahan materi genetic dengan
perantara Bakteriofag (virus yanghidup pada inang bakteri).Perhatikan
proses transduksi bakteri pada Gambar 8.
Gambar 8.Transduksi pada
bakteri
(Sumber:
Aguskrisno, 2011)
4.
Ukuran dan Bentuk
Bakteri
Ukuran serta bentuk bakteri dapat diketahui dengan
mengunakan mikroskop yang dilengkapi dengan lensa okuler dan objektif
micrometer. Ukuran bakteri dinyatakan dalam satuan micron (1 mikron = 0,001
mm).
Pengelompokkan bakteri dibagi berdasarkan struktur
morfologi (bentuk dan jumlah flagella) dan cara hidupnya (memperoleh makanan
dan kebutuhan oksigen).
5.
Jenis-jenis
Bakteri
Ø
Berdasarkan bentuk bakteri
Bentuk
bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada tiga tipe, yaitu:
a)
Batang (basil)
b)
Bulat (kokus)
c)
Spiral (Spirilum)
Variasi
bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahan, umur, dan
syarat pertumbuhan lainnya, misalnya makanan, temperatur dan keadaan yang tidak
menguntungkan bagi bakteri.
(a)
Bentuk batang (basil)
Bakteri berbentuk batang (basil) dibedakan sebagai berikut:
1. Basil
tunggal, berupa batang tunggal.
Contoh:
Escherichia coli dan Salmonella typhii
2. Diplobasil,
berbentuk batang bergandengan dengan dua-dua.
Contoh:
Renibacterium salmoninarum
3. Streptobasil,
berupa batang bergandengan seperti rantai.
Contoh:
Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.
Bentuk-bentuk
Bakteri Batang (Basil) dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar
9. Bentuk-bentuk
Bakteri Basil
(Sumber:
Pratiwi, 2006)
(b) Bentuk
bulat (kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus
=sferis/oval) dibedakan sebagai berikut:
1. Monokokus,
berbentuk bulat satu-satu. Contoh: Monococcus
gonorrhoeae.
2. Diplokokus,
bentuknya bulat bergandengan dengan dua-dua. Contoh: Diplococcus pneumonia.
3. Streptokokus,
bentuknya bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel ke
satu atau dua arah dalam satu garis. Contoh: streptococcus salivarius, Streptococcus
lactis, dan streptococcus pneumoniae.
4. Tetrakokus,
berbentuk bulat terdiri dari empat sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar
sebagai hasil pembelahan sel ke dua arah.
5. Sarkina,
bentuknya bulat, terdiri dari 8 sel yang
tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ke tiga arah.
Contoh: Sarcina sp.
6. Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah. Contoh: Staphylococcus aureus
Bentuk-bentuk Bakteri Kokus
dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar
10. Bentuk-bentuk Bakteri Kokus
(Sumber: Anonymus, 2007)
(c) Bentuk
spiral (spirilum)
Bakteri berbentuk spiral dibedakan
sebagai berikut:
1. Koma
(vibrio), berbentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran.Contoh: Vibrio comma, penyebab penyakit kolera
2. Spiral,
berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran. Contoh: Spirillum minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan
tikus atau hewan pengerat lainnya.
3. Spiroseta,
berupa spiral yang halus dan lentur. Contoh: Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis.
Bentuk-bentuk Bakteri Spiral
dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Bentuk-bentuk
Bakteri Spiral
(Sumber :Anonymus, 2007)
Ø Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel
a.
Bakteri Gram positif
Bakteri gram-positif
memiliki dinding sel yang lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan. Beberapa bakteri Gram-positif membentuk endospora (struktur dormansi yang bersifat tahan terhadap panas). Untuk
dapat hidup endospora ini memiliki
beberapa karakteristik, yaitu :
1. Endospora
dapat dibentuk ketika lingkungan miskin akan zat makanan ketika sel induk pecah dan endospora dilepaskan.
2. Endospora
dapat bertahan dalam keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu tinggi,
suhu rendah atau kekeringan.
3. Pada
kondisi lingkungan yang membaik, endospora menjadi aktif dan membelah diri
membentuk sel-sel seperti induknya.
4. Dormansi
endospora dapat bertahan lebih dari seribu tahun. Contoh bakteri Gram positif
yang dapat membentuk endospora adalah Bacillus
dan Clostridium.
Contoh lain dari
Bakteri Gram positif adalah :
-
Aktinobakteria, sifatnya agak mirip fungi.
Bakteri ini memiliki peptidoglikan pada dinding selnya serta tidak memiliki
selaput inti. Contohnya : Beberapa genus Streptomyces
yang menghasilkan antibiotick streptomisin.
-
Bakteri asam laktat, mampu memfermentasi
gula dan menghasilkan asam laktat sebagai hasil akhirnya. Bakteri ini hidup
secara alami di mulut dan vagina manusia.
-
Mikobakteria, mengandung senyawa lilin di
dinding selnya. Contoh :Mycobacteriumtuberculosis
penyebab TBC.
-
Streptokokus, hidup di mulut dan saluran
pencernaan manusia dan hewan lain.
-
Stafilokokus, biasanya hidup di hidung dan
kulit. Bakteri ini termasuk bakteri pathogen oportunistik yang menyebabkan
penyakit bila sistem kekebalan tubuh inang sedang menurun.
- Klostridium, bersifat anaerobic. Contoh :Clostridium tetani penyebab tetanus dan Clostridium botolinum penyebab penyakit botulinum.
Perhatikan contoh bakteri Klostridium pada Gambar 12.
Gambar 12. Bakteri Clostridium botolinum
(Sumber :Aryulina, 2007)
b.
Bakteri Gram negatif
Bakteri
Gram negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan
lebih sedikit. Contohnya
antara lain :
1. Bakteri
ungu, bersifat foto autotrof dan tidak menghasilkan oksigen
2. Enterobakteria,
antara lain bakteri pengurai yang hidup ditumbuhan membusuk serta bakteri yang
hidup ditubuh manusia. Contoh : Escherichia
coli dan salmonella
3. Vibrio,
terutama hidup di lautan sebagai bioluminesensi. Contoh : Vibrio cholera
4. Rhizobium, hidup bersimbiosis di bintil akar tumbuhan legume dan mampu melakukan fiksasi nitrogen.
Perhatikan contoh gambar bakteri Rhizombium pada Gambar
13.
Gambar 13. Bakteri Rhizobium
(Sumber
: Anonymous, 2012)
5. Pseudomonas,
bersifat heterotrof dan menghasilkan pigmen nonfoto-sintetik. Bakteri ini
menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.
6. Azotobakteria,
hidup di tanah dan memfiksasi nitrogen dalam kondisi aerobic.
7. Riketsia,
bakteri kecil berbentuk batang. Beberapa spesies bersifat pathogen pada manusia
dan hewan.
8. Mixobakteria,
menyekresikan lendir dan bergerak dengan cara meluncur.
Bakteri
Gram negatif lainnya
1. Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang memiliki ukuran paling kecil (0,2 – 1,5 mm). bentuk tubuh Chlamydias tidak beraturan . chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit dalam sel- sel makhluk hidup lain. Contoh Chlamydias adalah Chlamydia psittaci (penyebab infeksi mata, penyakit menular seksual, dan beberapa jenis penyakit pneumonia
2. Spirochetes
Spirochetes
bukan merupakan kelompok yang besar dari Eubacteria. Namun keberadaannya
mempengaruhi kehidupan manuasia kerena beberapa jenis menyebabkan penyakit.
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5-250 mm. contoh spirochetes antara
lain antara lain Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis pada manusia )
3. Cyanobacteria
Cyanobacteria
sering disebut juga ganggang hijau- biru atau ganggang lendir. Karena memiliki
klorofil seperti ganggang hijau. Berbeda dengan kelompok bakteri yang lain,
Cyanobacteria tidakmemiliki alat gerak dan dapat melakukan fotosintesis.
Cyanobactria berukuran 1-60 mm dan
bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan biner ),
fragmentasi, dan pembentukan akinet (spora). Contoh Cyanobacteria berwarna
hijau – biru (Anabaena) yang membuat
air sawah tampak kehijauan dan Cyanobacteria merah (oscillatoria rubescens) membuat laut di daerah timur tengah
berwarna merah sehingga disebut laut merah.
Perbedaan karakteristik struktur dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar
14: Perbandingan Bakteri Gram Positif dan
Gram Negatif
(Sumber :Campbell, 2007)
Tabel 1 Memperlihatkan
Karakteristik dari Bakteri
Gram Positif dan Gram Negatif.
Karakteristik Bakteri Gram Positif
dan Gram Negatif
|
Karakteristik |
Gram
positif |
Gram
negative |
|
Dinding sel |
Homogen
dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar tersusun dari peptidoglikan.
Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel. |
Peptidoglikan
(2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm
tebalnya) yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida |
|
Bentuk sel |
Bulat,
batang atau filamen |
Bulat,
oval, batang lurus atau melingkar seperti tanda koma, heliks atau filamen;
beberapa mempunyai selubung atau kapsul |
|
Reproduksi |
Pembelahan
biner |
Pembelahan
biner, kadang-kadang pertunasan |
|
Metabolisme |
Kemoorganoheterotrof |
Fototrof,
kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof |
|
Motilitas |
Kebanyakan
nonmotil, bila motil tipe flagelanya adalah petritrikus (petritrichous) |
Motil
atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus
(lophtrichous), petritrikus (petritrichous). |
|
Anggota tubuh |
Biasanya
tidak memiliki apendase |
Dapat
memiliki pili, fimbriae, tangkai |
|
Endospora |
Beberapa
grup dapat membentuk endspora |
Tidak
dapat membentuk endospora |
Sumber: Fahry Wiranata.2013
c.
Bakteri tidak
berdinding sel
Mikoplasma
merupakan contoh bakteri yang tidak berdinding sel. Bakteri ini hidup di tanah
dan saluran air,beberapa bersifat
parasit pada tumbuhan atau hewan. Beberapa spesies hidup di saluran
mukus manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit. Perhatikan contoh
bakteri Mikoplasma pada Gambar 15.
Gambar 15: Mycoplasma gallisepticum
(Sumber
:Aryulina, 2007)
Ø Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagel
Setiap
sel bakteri memiliki jumlah flagel yang berbeda. Berdasarkan letak flagelanya,
bakteri dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.
Monotrik, memiliki satu
flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
Contoh :Pseudomonas araginosa
2.
Lofotrik, memiliki
banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
Contoh :Pseudomonas flourencens
3.
Amfitrik, memiliki satu
flagela dan masing-masing melekat pada kedua ujung sel.
Contoh :Spirillium serpen
4.
Peritrik, memiliki
flagela yang tersebar pada seluruh pemukaan sel.
Contoh :Salmonella thypii.
Perhatikan
Jumlah dan posisi Flagel Bakteri pada Gambar 16.
Gambar 16 :Jumlah dan Letak Flagel pada
Bakteri
(Sumber : Isharmanto.2009)
Ø Berdasarkan Cara Hidup
a.
Bakteri Heterotrof
Bakteri yang tidak dapat
menyusun makanan sendiri. Bakteri ini memanfaatkan bahan organik jadi yang
berasal dari organisme lain. Bakteri yang termasuk kedalam bakteri heterotrop
adalah bakteri yang bersifat parasit dan saprofit, yaitu bakteri yang mendapat
makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme
1.
Bakteri Parasit
Bakteri
yang mendapatkan zat makanan dari organisme lain yang di tumpanginya (inang).
Contoh
:
· Famili Spirochaetaceae
(parasit dalam usus moluska bercangkang 2)
· Famili Treponemataceae (parasit pada vertebrata
dan manusia)
2.
Bakteri Saprofit
Bakteri
yang kebutuhan makanannya di peroleh dari sisa-sisa organism yang telah mati.
Contoh
:
· Clostridium
sporageus : menguraikan asam amino
menjadi ammonia (NH3).
· Desulfovibrio desulfuricans : membusukkan bangkai serta menguraikan sulfat di
tempat becek.
3.
Bakteri Patogen
Bakteri
parasit yang menimbulkan penyakit pada hospes (inang) yang di hinggapi.
Contoh
:
· Salmonellathyphosa : penyebab penyakit tifus pada manusia.
· Pseudomonascattleyae : penyebab penyakit pada anggrek.
· Bacillusanthracis : penyebab penyakit antraks pada ternak.
4.
Bakteri Apatogen
Bakteri
yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya.
Contoh
:
· Streptomycesgriseus : Antibiotik untuk membunuh kuman yang menyebabkan
penyakit:tuberkulosis, beserta Obat TB lain. Pneumonia dan disentri.
b.
Bakteri Autotrof
Bakteri yang dapat
menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan sumber
energinya bakteri autotrof dibedakan menjadi Fotoautotrof (sumber energi dari cahaya) dan Kemoautotrof
(sumber energi dari hasil reaksi kimia).
1.
Fotoautotrof
Pada
kelompok fotoautotrof, cahaya digunakan sebagai energi untuk membantu menyusun
bahan organik dari bahan anorganik. Golongan bakteri fotoautotrof terdiri atas
bakteri hijau (Bacterioviridin) dan
bakteri ungu (Bacteriopurpurin).
2.
Kemoautotrof
Pada
kelompok kemoautotrof, bahan kimia digunakan sebagai energi untuk membantu
proses penyusunan bahan organik dari bahan anorganik. Contohnya: Nitrosomonas, Nitrosocystis, Nitrospira, dan
Nitrosococcus
Ø Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia
a.
Bakteri yang
bermanfaat
1. Lactobacillus casei digunakan
dalam pembuatan keju.
2. Streptococcus lactis dan
Streptococcus cremoris digunakan
dalam pembuatan keju dan mentega.
3. Lactobacillus citrovorum digunakan
untuk member aroma pada mentega dan keju.
4. Bacillus brevis
menghasilkan antibiotik tirotrisin, bacillus
subtillis menghasilkan antibiotik basitrasin.
5. Acetotobacter penting
dalam pembuatan asam cuka dan nata decoco.
6. Beberapa
bakteri saprofit berperan penting dalam pembuatan biogas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energi alternative.
b.
Bakteri penyebab
penyakit:
1.
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru dan menyebabkan
penyakit TBC.
2.
Treponema pertenui.
Bakteri ini menyebabkan penyakit patek (frambusia).
3.
Yersinea pertis.
Bakteri ini menyerang manusia dan binatang pengerat (rodentia) menyebabkan
penyakit pes (sampar).
4.
Clostridium tetani.
Bakteri ini menyebabkan penyakit tetanus.
5.
Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini menyerang saluran kemih yang menyebabkan
kencing nanah.
D.
Cara Penanggulangan Archaebacteria dan Eubakteria
Merugikan dalam Kehidupan Manusia
Bakteri yang merugikan manusia antara lain bakteri
yang dapat merusak makanan dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Untuk
menanggulangi bakteri perusak makanan dapat dilakukan antara lain dengan
pengawetan dan pengolahan makanan, sedangkan untuk menanggulangi bakteri yang
menimbulkan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan serta
imunisasi.
1.
Pengawetan dan
Pengolahan Makanan
Pengawetan dan pengolahan
makanan adalah usaha membuat kondisi makanan tidak mudah dirusak oleh
mikroorganisme, misalnya bakteri. Untuk mengatasi aktivitas bakteri yang
merusak makanan serta menimbulkan racun, makanan perlu diawetkan. Pengawetan
makanan dapat dilakukan secara tradisional, misalkan dengan pengeringan,
pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pemanisan.Contoh makanan yang diawetkan
adalah kerupuk, daging asap, acar, ikan asin, manisan buah.
Pengawetan cara ini
prinsipnya memberilakukan lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri.
Dengan perlakuan ini kondisi larutan lingkungan luar bakteri lebih pekat
sehingga dapat terjadi plasmolisis dan bakteri akan mati karena kekurangan air.
Pengolahan makan yang
dilakukan dengan cara pemanasan dapat membunuh sebagian besar mikroorganisme
penyebab penyakit yang terdapat pada makanan dan minuman. Bentuk pemanasan
makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara dimasak seperti biasa atau
dapat dilakukan secara konvensional antara lain dengan sterilisasi,
pasteurisasi, pembekuan, pendinginan. Penggunaan bahan kimia serta dengan
radiasi. Lemari pendinginan merupakan salah satu cara mengawetkan makanan. Gambar17.
Gambar 17: Lemari Pendingin merupakan salah satu cara
mengawetkan makanan
(Sumber
:Aryulina, 2007)
2.
Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63-720C
selama 15-30 menit. Pasteurisasi dilakukan pada susu untuk mematikan bakteri
pathogen, misalnya Salmonella dan Mycobacterium. Selain itu, pasteurisasi juga
dapat mempertahankan rasa dan aroma susu.
3.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah pemanasan dengan menggunakan udara
panas atau uap air panas bertekanan tinggi. Sterilisasi dengan udara panas
menggunakan oven pada temperature 170-
1800C. Cara ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan tinggi dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut autoklaf pada temperatur 115-1340C. Autoklaf digunakan untuk
sterilisasi bahan dan peralatan
Sterilisasi
umumnya dilakukan pada industri .makanan dan minuman, misalnya makanan atau minuman kaleng. Dalam penelitian bidang
mikrobiologi, sterilisasi juga digunakan untuk memperoleh biakan murni suatu
jenis bakteri.
4.
Kebersihan dan
Kesehatan Diri serta Lingkungan
Penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme timbul karena cara hidup yang kurang
menjaga kebersihan. Penyakit juga lebih mudah menyerang pada orang yang
fisiknya lemah. Hal tersebut menyebabkan diperlukannya upaya untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan antara lain sebagai
berikut :
1.
Menjaga kebersihan
lingkungan.
2.
Mencegah masuknya
bakteri dari tangan ke makanan.
3.
Melakukan olah
raga secara teratur.
4.
Makan makanan
bergizi.
5.
Cukup istirahat.
6.
Menjaga kebersihan
badan dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan dapat mencegah masuknya
bakteri kedalam tubuh. Perhatikan Gambar
18.
Gambar
18. Mencuci Tangan
(Sumber : Anonymous, 2013)
5.
Imunisasi
Imunisasi adalah upaya untuk memperoleh kekebalan
terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri.
Imunisasi disebut juga vaksinasi atau pemberian vaksin (Gambar:25). Vaksinasi
adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara memberikan vaksin, yaitu bakteri
yang telah dilemahkan.
Vaksin diinjeksikan ke dalam tubuh manusia atau hewan
untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin tersebut di dalam
tubuh manusia atau hewan akan mendorong terbentuknya antibodi dalam darah. Jika
suatu saat tubuh kemasukan bakteri aktif, bakteri tersebut akan dilawan atau
dihambat oleh zat antibodi. Pemberian vaksin untuk mencegah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19.
Pemberian Vaksin pada Balita
(Sumber: Aryulina, 2007)
Contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, yaitu :
1.
Vaksin TCD
(Typhus, Cholera, Dysentrie) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan disentri.
2.
Vaksin BCG
(Bacillus Calmet Guirine) untuk mencegah TBC (Tuberculosis).
3.
Vaksin DPTP
(Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profiloksis) untuk mencegah penyakit difteri,
batuk rejan, dan tetanus.
4.
Vaksin Kotipa,
untuk mencegah kolera, tifus dan paratifus
DAFTAR PUSTAKA
Aguskrisno. 2011. Contoh
Bakteri Metanogen.
aguskrisnoblog.wordpress.com.pemanfaatan-fermentasi-pada-bakteri-menggunakan-limbah-kotoran-organisme-untuk-menghasilkan-alternatif-bahan-bakar-masa-depan. Diakses 12 Maret 2015.
Anonymus. 2007. Bentuk Bakteri.
http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_255/materi03.html. Diakses 12 maret 2015
Anonymous.
2012. Klasifikasi archaebacteria dan Eubacteria. http://naskah.ol
magazine.com/2013/10/ciri-ciri-klasifikasi-dan-peranan.html.
Diakses 12. Maret.2015
Anonymous. 2012. Penanggulangan terhadap bakteri yang merugikan. http://wrghar.blogspot.com/2009/09/penanggulangan-terhadap-bakteri-yang.html. Diakses 12. Maret.2015
Anonymous.
2013. Reproduksi eubacteria. http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/archaebakteria-eubacteria/eubacteria/reproduksi-eubacteria/. Diakses 12 maret 2015
Anonymus. 2014. REPROSUKSI
SEXUAL BACTERI - TRANSFORMASI
https://www.google.com/Freprosuksi-sexual-bacteri-transformasi.Diakses 19 maret 2015.
Aguskrisno.2011.
Anatomi dan Morfologi Bakteri.
https://www.google.com/Fanatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus. Diakses 19 maret 2015.
Aryulina Diah, Muslim Choirul, Manaf Syalfinaf, Winarni E.W. 2007.
Biologi SMA Untuk Kelas X. Jakarta :
Erlangga.
Biologi gonzawa. 2009. Perbandingan Bakteri Gram Positif dan Gram
Negatif. biologigonz.blogspot.com .
Diakses 12 Maret 2015
Biologipedia. 2015.
Contoh Cyanobacteria.
http://www.biologipedia.com/klasifikasi-cyanobacteria-ganggang-biru. Diakses 12 Maret 2015.
Campbell, Reece, Mitchell. 2007. Biologi Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Isharmanto. 2009. Jumlah
dan Posisi Flagel.
www.ilmuku.com.bakteri.
Diakses 12 Maret 2015.
Kusumadarma. 2012. Mekanisme
Keragaman Genetik pada Bakteri
https://www.google.com.mekanisme-keragaman-genetik-pada. Diakses tanggal 19 maret 2015.
Pratiwi,
D. A, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2007. Biologi SMA Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Wikipedia.
2010. Reproduksi bakteri secara seksual (Konjugasi). https://www.google.com/search?q=reproduksi+bakteri+konjugasi
. Diakses 12 Maret 2015.
Wiranata,
Fahry. 2013. Karakteristik dari bakteri Gram positif dan Gram negative. http://aghrywiranata.blogspot.com/2013/07/klasifikasi-bakteri-dilihat-dari.html .
Diakses 12 Maret 2015.
Yasin, Muhammad. 2014. Bakteri Sulfobus. http://yhusin-edu.blogspot.com/ . Diakses 13 Maret 2015.
Komentar
Posting Komentar